02/12/08

WELCOME BAKKA LOLONA LASINRANG


Sebuah pengantar : Kebersamaan Sebuah Petanda
Sabtu malam di sekretariat KMP UNM, Jl.Traktor IV No.40B, pengurus KMP UNM periode 2008-2009 mempertanggungjawabkan kinerjanya selama 6 bulan dalam sidang pleno. Seperti biasanya kebanyakan peserta pleno baik pengurus maupun warga melontarkan saran, kritik dan mungkin sedikit cacian. Tapi malam itu sidang pleno berlangsung adem-adem saja. Malahan ide cerdas banyak lahir dari moment itu.
Berawal dari ide wakil presiden KMP UNM, Arham ingin mendirikan sekolah sastra ala KMP UNM saat pleno. Menurutku ide itu sangat brilian, seseuatu yang sangat lain (bila betul terbetuk nantinya) dari KMP UNM periode ke periode. Nah, pas lagi panas-panasnya ide-ide muncul dalam pleno, mengapa tak merealisasikan salah satu dari banyak ide tersebut?. Aku pun berpikir ide sekolah sastra itu keren. Tapi kalau sebatas ngumpul lalu diskusi tentang sastra pasti terasa hambar. Jadi mengapa tak nulis aja langsung mempublikasikan karya tersebut?. Meski rata-rata Saudara-saudara di KMP UNM masih memiliki pengetahuan sastra sedikit (kecuali Arham) tapi saya yakin semua bisa nulis.
Ada juga yang sedikit menyedihkan dari keadaan KMP UNM kini (menurut Kanda Suherman), bahwa KMP UNM tengah mengalami degradasi kebersamaan. Indikatornya jarang lagi anak-anak ngumpul dan diskusi bareng atau acara-acara makan itik. Saya pun berpikir harus ada sebuah wadah kreatifitas agar anak-anak KMP UNM bisa ngumpul dan diskusi bareng. Jadi mengapa tak membuat sebuah media komunikasi saja?.
Gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meniggalkan nama, periode kepengurusan berganti meninggalkan APA?. Silih berganti periode kepengurusan KMP UNM berganti tapi hanya sedikit yang meniggalkan sebuah penanda. Jadi saya berpikir periode kepengurusan Ridha Khalik CS nanti berganti meniggalkan penanda apa?. Mau meninggalkan penanda barang, seperti sekretariat baru tapi apalah daya KMP UNM tak punya banyak uang untuk itu. Jadi apa penandanya?.
Lima menit berpikir, mungkin sebuah media, tapi KMP UNM tidak sama dengan LPPM Profesi, Estetika, Aspirasi atau Teknisi yang memiliki banyak amunisi kader dan uang untuk menerbitkan medianya. Sepuluh menit berpikir................???. Aha.............!!!!. Mengapa tak menerbitkan media melalui blog saja?.
Dengan masa inkubasi 15 menit akihirnya http://www.kmpunm.blogspot ini lahir. Saya berharap blog ini bisa mereaktualisasikan kebersamaan KMP UNM lagi dan sebagai sebuah petanda. Selamat membaca.
Mungkin untuk sementara Blog ini hanya berisi cerpen dan puisi, hitung-hitung sebagai langkah awal. Saya berharap dikemudian hari akan banyak tulisan dari saudara-saudara di KMP UNM yang masuk.(abba)

Esai


Pengkaderan Berkelanjutan
Akhirnya perekrutan anggota baru KMP UNM selesai juga. Ada banyak kelelahan, syukur dan bahagia yang tercecer selama persiapan kegiatan itu. Kegiatan yang dilaksanakan di Bantimurung itu hanya mampu menyedot 30-an peserta. Bila dibandingkan tahun lalu, perolehan peserta untuk tahun ini cukup menurun. Namun tiap tahun, kegiatan perekrutan memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Dua tahun lalu, di malino, masih segar dalam ingatanku perekrutan anggota baru KMP UNM yang kuikuti. Bila tak salah ingat tiba di lokasi lepas magrib, istirahat sejenak lalu makan, diskusi, mendengar kisah/pengalaman/petuah/doktrin senior, tidur sejenak, perjalanan malam terakhir pengikraran. Saban tahun perekrutan, format diatas terus berulang. Saya sendiri dan beberapa teman pengurus mencoba menyisipkan format baru bahkan berkeinginan merubah format tersebut tetapi selalu gagal. Kembali ingin merubah-gagal lagi-setengah kecewa. Mencoba lagi-gagal lagi-depresi. Mencoba lagi-gagal lagi-putus asa. Maka saya dan teman pengurus berhenti. Karena lebih besar kehendak ingin merubah maka lebih besar pula kekuatan untuk bertahan. akibatnya lebih besar pula kekecewaan maka lebih besar pula depresi, bila depresi besar dan terus menerus maka kemungkinan meninggal juga lebih cepat. Daripada meninggal cepat lebih baik berhenti. Format perekrutan pun terus berulang. Tapi aku bersyukur pada perekrutan baru-baru ini ada aktualisasi ide baru yang menelusup. Selain format, hal penting dalam perekrutan adalah tempat. Meskipun belum ada penelitian, realitanya hampir seluruh lembaga kemahasiswaan senang membuat kegiatan di luar kota Makassar. Apalagi bila di daerah pariwisata seperti Bantimurung, Tanjung Bira atau Malino. Begitu pula dengan KMP UNM. Bila mencermati empat tahun ke belakang, ada korelasi antara tempat pelaksanaan perekrutan dengan jumlah peserta. Perekrutan di Malino (periode 05/06) diikuti 40-an orang, Tanjung Bunga (priode 06/07) : 20-an orang, Bantimurung I (periode 07/08) : 30-an orang dan Bantimurung (08/09) : 30-an orang juga. Diantara dua hal penting diatas, ada satu hal yang sangat-sangat penting dalam perekrutan dan selalu dilupakan. Hal itu adalah sustainabled trained atau lebih dikenal dengan istilah "follow up". Perekrutan anggota baru KMP UNM tak ada bedanya dengan pengkaderan. Disemua lembaga, pengkaderan adalah fardu ai'n dilaksanakan demi survival-nya semua lembaga. Saat membuat tulisan ini, saya baru kepikiran, semoga bukan "retorika cocologi", ternyata pengkaderan itu terbagi dua bila ditinjau dari prosesnya. Pertama adalah ambang pengkaderan dan kedua pengkaderan berkelanjutan. Bila diibaratkan antara pengkaderan dan menanam bunga, kader (manusia) adalah tanah. Benih tumbuhan atau bunga adalah nilai-nilai/ideologi lembaga. Bila dikaitkan dengan dua jenis pengkaderan tadi, penjelasannya seperti ini : ambang pengkaderan sama dengan pintu. Ibarat lembaga adalah rumah maka kader (manusia) baru sampai di pintu. Ia hanya bisa melihat isi rumah tapi tak bisa memegang apalagi memakai. Dalam perekrutan, mereka (kader/manusia) baru dikenalkan tentang nilai-nilai, tujuan dan keuntungan bila berlembaga. Tapi belum mampu memahaminya secara utuh. Karena baru sampai pada tahap pengetahuan tapi belum merasakan. Namun secara tak sadar dalam perekrutan terjadi proses penanaman benih-benih (nilai-nilai, tujuan, keuntungan dan ideologi) dari sebuah lembaga. Setelah itu baru memasuki proses pengkaderan berkelanjutan. Setelah benih sebuah lembaga tertanam dalam otak kader (manusia) baru. Bila benih itu diharapkan tumbuh berkembang hingga terlihat indah maka harus dirawat dengan cara menyirami dan memupuki secara terus menerus. Maka tugas lembaga untuk merancang beberapa kegiatan agar benih dalam otak kader (manusia) baru dapat bersemi dan pada gilirannya nanti dipetik atau paling minimal mata elok melihat bila kembangnya mekar. Saya menyesal mengapa pengkaderan berkelanjutan ini baru terpikir saat ini. Mengapa tidak terpikir saat saya masih jadi pengurus harian KMP UNM ?. Akibatnya, kader yang direkrut saat periode saya hanya segelintir yang menjadi kembang (Alga, Rafika, Niar, Parni, Irma, Erna, maaf bila ada yang kelupaan). Sisanya layu sebelum berkembang. Jadi semoga saja periode 08/09 pengkaderan berkelanjutan (sustainable trained) bisa dirintis.Amii..........iiin..!!!.(ABBA)

CERPEN

Cerita Dari Metromini
Kulangkahkan kakiku menaiki metromini, segera kuletakkan pantatku lalu kusandarkan punggungku, ku hembuskan nafas dalam-dalam, aku lelah. Semalam aku tidak tidur karena menggambar peta tematik, dikampus aku "teler" menggambar lagi.
Diatas metromini aku sendirian menikmati perjalanan ibu kota yang sumpek. Metromomini menepi ke kiri, seorang ibu hamil naik dengan hati-hati. Tangannya memegang pinggir pintu metromini, tampak susah ia naik. Kupandangi ibu ini, aku berspekulasi, mungkin ia sudah 9 bulan mengandung tapi kasihan ia pergi keluar rumah tanpa suaminya, bagaimana kalau ia tiba-tiba melahirkan, bisa gawat jadinya.
Selang 10 menit, metromini kembali berhenti, seorang gadis kecil berkerudung naik sambil tersenyum. Ibu yang ada dibelakangnya nampak khawatir menyaksikan kelincahan anaknya. Diatas metromini gadis kecil ini tidak berhenti bercerita tentang pengalamannnya disekolah, ibunya dan ibu hamil tadi tersenyum mendengarkannya. Mungkin karena ibu yang punya anak ini pernah merasakan hamil sedang ibu yang hamil tadi sudah tidak sabaran ingin menimang bayi hingga membuat mereka berkenalan dan cepat akrab.
Jarak antara rumah dan kampusku harus ditempuh selama satu jam setengah, biasanya aku bosan. Tapi, akhir-akhir ini waktu yang ada diatas metromini serasa tidak membosankan lagi karena kupakai sebagai waktu istirahat. Jujur, hanya diatas metromini aku sukar menggambar peta.
Selama setengah jam, metromini melaju tenang diatas aspal yang bagai permadani hitam memanjang seolah tak ada batas. Tiba-tiba metromini berhenti, dua orang perempuan siswa SMU naik sambil tertawa.
Diatas metromini, tiada hentinya ia ngobrol tentang pacarnya, gosip dan mode yang lagi ngetrend. Aku geleng-geleng kepala, bagaimana negara ini bisa maju kalau rata-rata siswa SMU yang selalu kudapati diatas metromini hanya mengobrolkan "sampah".
Metromini berhenti di halte menunggu penumpang. Samar-samar telingaku mendengar nyanyian potong bebek angsa gadis cilik tadi sambil mengamati sepasang sejoli yang sedang beradu mulut. Perempuan itu menunjuk-nunjuk muka laki-laki yang ada didepannya. Plak....kk, perempuan itu menampar laki-laki yang ada didepannya lalu berlari naik ke metromini. Ia berlinang air marta. Aku dan penumpang yang lain heran memandang peristiwa tadi.
Aku menduga perempuan ini diputuskan pacarnya. Tapi penyebabnya aku tidak tahu, apa karena perempuannya nyeleweng atau karena terjadi hamil diluar nikah lantas laki-laki meminta agar pasangannya mengugurkan kandungannya saja . Belum cukup 10 meter metromini berjalan, tiba-tiba terdengar ringtone lagu menangis semalamnya Audy. "Koq bisa pas gitu yah?" celutukku dalam hati. Perempuan itu berbicara menggunakan bahasa inggris melalui telepon. Ternyata dugaanku benar, perempuan hamil diluar nikah lalu diminta untuk menggugurkan kandungannya. Dalam masalah ini laki-lakinya pecundang atau perempuannya yang goblok.
Metromini berhenti didepan sebauah Perguruan Tinggi Swasta. Seorang perempuan naik. Karena pintu metromini yang rendah, perempuan itu naik dengan membungkuk hingga bagian atas celana dalamnya kelihatan karena bajunya yang kependekan atau jeansnya yang mau dinaikkan sedikit.
Bodynya yang tinggi semampai, wajah putih, halus, mulus, rambut rebonding panjang tergerai di tambah busananya yang sexy membuat mata tiap mata cowo normal yang memandangnya jadi "segar"
Kalau tidak salah perguruan tinggi swasta yang tadi dilalui terkenal dengan "campus fried chiken"-nya, apa mungkin salah satunya adalah cewe' ini?. cewe ini duduk membelakangiku tapi tak pernah sekalipun ia menarik turun sedikit kemejanya untuk menutupi bagian atas celana dalamnya yang berwarna biru laut dan menutup sedikit lubang yang tersingkap yang memperlihatkan sedikit tepi atas buah dadanya. Apa ia tidak malu ataukah tidak merasakan keberadaan ku dibelakangnya sebagai seorang laki-laki normal?.
Akhirnya sampai juga metromini tepat didepan lorongku. Setelah memberikan dua lembar uang seribuan aku berjalan gontai menuju rumah yang jaraknya kira-kira 20 m lagi. Sementara kakiku berjalan pikiranku masih melayang tentang orang-orang yang kutemui di metromini tadi. Apa mungkin dua perempuan siswa SMU tadi akan terjebak pada dunia pacaran yang menurutku hanya bentuk lain dari sex bebas. Lalu anak SMU tadi akan mengalami seperti perempuan yang menangis tadi. Terlanjur basah, lebih baik jadi wanita panggilan, ayam kampus atau PSK kelas jetset, mumpung wajah cantik dan tubuh sexy. Bosan, lebih baik jadi istri simpanan pejabat, pengusaha, anggota legislatif, pokoknya om-om yang punya banyak duit. Lalu hamil kemudian melahirkan anak gadis yang kemudian akan menjadi seperti itu lagi.(ABBA)


PUISI

Lelah
Jalan ini membentang tak berujung
Peluh bersimbah, kerongkongan mengering
Ibadah mulai usang
jidat, lutut melebam
Mengapa jiwa tetap kelam?
Mungkin tuhan geram?
(Abba)

Tak berzikir lagi
Di penghujung jalan yang lengang
terikat kafan pada tiang
Di pondok kelima
tergeletak keranda
Di pojok, ratapan meraung-raung
Sedih, tak ada Tuhan mengisi
(Abba)

Optimis
Akhirnya malam sampai juga di peraduannya
terhapus sudah keraguanku
Aku percaya esok matahari kembali tertawa
tertanam cinta pada Tuhanku
(Abba)